Menjaga Keberlangsungan Bisnis dengan Business Continuity Plan (BCP)
Dampak Pandemi terhadap Keberlangsungan Bisnis
Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia pada tahun 2020, berbagai sektor industri mengalami tantangan besar dalam menjalankan operasionalnya. Dengan keterbatasan aktivitas di tempat kerja, banyak perusahaan menghadapi risiko gangguan bisnis yang signifikan. Beberapa bahkan harus menghentikan sebagian atau seluruh proses operasionalnya akibat keterbatasan sumber daya dan terganggunya rantai pasokan. Untuk memastikan bisnis tetap berjalan dengan lancar di tengah krisis, perusahaan perlu menyusun Business Continuity Plan (BCP) sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi ketidakpastian. Dengan perencanaan yang matang, perusahaan dapat memastikan keberlangsungan bisnis tanpa mengorbankan keselamatan tenaga kerja.
Apa Itu Business Continuity Plan (BCP)?
Menurut ISO 22301, Business Continuity Plan (BCP) adalah informasi terdokumentasi yang memandu organisasi dalam merespons gangguan, serta memastikan kelangsungan operasional hingga pemulihan kembali. Tujuan utama dari penyusunan BCP selama pandemi adalah memastikan bisnis tetap berjalan tanpa membahayakan kesehatan dan keselamatan karyawan. Berikut beberapa langkah utama dalam penyusunan BCP yang efektif:
1. Membentuk Tim Manajemen Krisis
Langkah pertama adalah membentuk Tim Manajemen Krisis yang bertanggung jawab atas pengelolaan bisnis di tengah pandemi. Tim ini dipimpin oleh direktur atau eksekutif utama dengan anggota dari berbagai departemen, seperti operasional, keuangan, dan SDM. Tugas utama Tim Manajemen Krisis:
- Mengidentifikasi aspek bisnis yang paling krusial.
- Menyusun kebijakan darurat yang sesuai.
- Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mitigasi risiko.
2. Mengidentifikasi Aspek Kritis Bisnis
Perusahaan harus menentukan proses, aset, dan sumber daya yang paling penting dalam menjaga operasional bisnis. Beberapa aspek krusial meliputi:
- Fungsi utama yang tidak dapat dihentikan, seperti customer service dan operasional perbankan.
- Infrastruktur penting seperti server, data center, dan sistem keuangan.
- Kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk karyawan guna memastikan keselamatan mereka di tempat kerja.
3. Menyusun Kebijakan Darurat
Dalam situasi pandemi, beberapa kebijakan darurat yang dapat diterapkan antara lain:
- Work from Home (WFH) untuk mengurangi risiko paparan.
- Sistem kerja bergilir (shift working) untuk membatasi jumlah pekerja di kantor.
- Pembatasan perjalanan dinas sesuai dengan regulasi pemerintah setempat.
4. Menetapkan Jalur Komunikasi Efektif
Komunikasi menjadi faktor utama dalam keberlangsungan bisnis selama krisis. Seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal, harus mendapatkan informasi terbaru terkait perubahan kebijakan atau operasional perusahaan. Beberapa strategi komunikasi yang efektif:
- Penggunaan platform digital untuk koordinasi jarak jauh.
- Transparansi dalam menyampaikan kebijakan kepada karyawan dan mitra bisnis.
- Kolaborasi dengan tenaga medis atau pihak berwenang untuk mitigasi risiko kesehatan.
5. Melakukan Simulasi dan Evaluasi BCP
Perusahaan harus melakukan uji coba implementasi BCP guna memastikan keefektifan strategi yang disusun. Simulasi ini membantu dalam:
- Mengidentifikasi kelemahan dalam rencana yang telah dibuat.
- Menyempurnakan strategi mitigasi risiko berdasarkan skenario yang terjadi.
- Mengoptimalkan respons perusahaan terhadap gangguan yang mungkin terjadi.
6. Menyusun Strategi Pemulihan Bisnis
Setelah krisis berakhir, perusahaan harus memiliki strategi pemulihan agar dapat kembali beroperasi secara normal. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok.
- Mengidentifikasi pemasok alternatif jika terjadi gangguan pada rantai pasokan.
- Melindungi dan memulihkan aset perusahaan, termasuk data dan dokumen penting.
Kesimpulan
Menghadapi krisis seperti pandemi memerlukan strategi bisnis yang matang. Dengan Business Continuity Plan (BCP) yang baik, perusahaan dapat memastikan kelangsungan operasional, melindungi tenaga kerja, dan mengurangi dampak finansial yang merugikan. ✅ Sudahkah perusahaan Anda menyusun Business Continuity Plan yang efektif?
Muhammad Arief Nurhidayat Business Development Manager Robere & Associates (Indonesia)